Review Film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan
Salah satu fim bioskop terlaris di Indonesia dan sudah ditonton oleh banyak orang saat ini adalah Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan. Film yang dirilis pada tahun 2019 ini mendapat banyak sekali respon positif oleh masyarakat Indonesia.
Diangkat dari sebuah novel yang berjudul Imperfect: A
Journey to Self Acceptance, buku ini menceritakan tentang gerakan mencintai
diri sendiri yang sulit sekali dilakukan oleh banyak orang saat ini.
Biasanya hal itu terjadi karena adanya pengaruh dari luar
yang sering disebut sebagai Body Shaming. Body Shaming adalah
sebutan untuk orang-orang yang terlalu mengkritik dan menjatuhkan keadaan fisik
seseorang, baik orang gemuk, kurus, hitam, putih, dan sebagianya.
Hal itulah yang menjadikan buku ini diangkat dan menjadi
salah satu buku paling laris. Oleh karena itu akhirnya Ernest Prakasa, salah
satu produser film Indonesia yang cukup terkenal mengangkat cerita novel ini
menjadi sebuah fim.
Di dalam film in bercerita tentang seorang wanita bernama
Rara yang diperankan oleh Jessica Mila. Rara adalah serang perempuan berusia
belia yang bertubuh gendut, dan memiliki kulti yang sedikit gelap. Rara
digambarkan sebagai sosok yang jarang sekali merawat diri dan terlalu cuek
dengan penamilannya.
Rara sendiri tinggal bersama dengan adik dan ibunya yang
cukup bertolak belakang dengannya. Ibunya adalah mantan seorang model,
sedangkan adiknya Lulu adalah seorang selebgram. Meskipun penampilan Rara
kurang semenarik wanita lain, namun ia memiliki pacar yang setia yaitu Dika yang
diperankan oleh Reza Rahardian.
Konflik dari film ini dimulai saat kantor tempat Rara
bekerja mendiskriminasi dirinya. Rara yang memiliki kecerdasan yang lebih
dibandingkan dengan seniornya harus mengalah dibidang pekerjaannya karena
fisiknya yang kurang menarik.
Akibatnya, Rara menjadi sedih dan kecewa akan hal itu.
Kemudian berkat dukungan dari orang-orang terdekatnya, akhirnya Rara menutuskan
untuk melakukan diet dan mulai menjaga penampilannya.
Dengan semua hasil kerja kerasnya, ia akhirnya mendapatkan
hidup yang ia inginkan. Ia memiliki fisik yang mulai disukai banyak orang, dan
ia tidak didiskriminasi lagi oleh orang-orang sekitarnya. Untuk mengetahui film
ini selengkapnya, kamu dapat menontonnya di dalam platform resmi andalan kamu.
Film ini mendapatkan banyak respon positif dari banyak
masyarakat karena pesan moral yang diberikan cukup jelas. Ernest Prakasa
mengangkat film ini untuk banyak orang diluar sana terkhususnya yang selalu
mendapatkan diskriminasi untuk belajar mencintai diri sendiri.
Karena dengan mencintai diri sendiri, semua kebahagian yang
baik akan muncul. Namun bukan berarti jika kamu melakukan self love,
kamu tidak merawat diri kamu. Kamu juga perlu merawat diri agar penampilan kamu
menarik dan tingkat percaya diri kamu tinggi.
Sedangkan untuk para pembully atau para pendiskriminasi
diingatkan untuk berhati-hati dalam mengomentari fisik seseorang. Karena tidak
ada manusia yang sempurna di dunia ini. Jadi berucaplah yang baik agar
orang-orang sekitarmu tidak sakit hati.
Rate untuk film ini adalah 9/10. Dengan karakter-karakter
yang pas serta masih memiliki komedi yang dapat dinikmati oleh segala usia,
kamu dapat menonton film ini. Meskipun sudah lama dirilis, namun film ini masih
sangat layak untuk kamu tonton sekarang.
Komentar
Posting Komentar